Hai Souvies! Kamu pasti pernah lihat brand yang tiba-tiba ramai banget di media sosial, semua orang bahas, tapi, tidak tahu kenapa, tiba tiba hilang. Beberapa bulan kemudian, namanya sudah jarang terdengar. Di sisi lain, ada juga brand yang tampil biasa saja tapi makin lama makin solid, makin dipercaya, dan terus berkembang. Fenomena ini menunjukkan satu hal penting: viral bisa datang dan pergi dengan cepat, tapi konsistensi dalam branding adalah hal yang benar-benar menentukan keberhasilan jangka panjang. Yuk kita bahas kenapa konsistensi brand justru jauh lebih penting daripada sekadar viral! 1. Viral Itu Instan, Konsistensi Itu Strategis Viral bisa memberikan exposure besar dalam waktu singkat. Tapi kalau brand kamu tidak punya identitas yang jelas dan tidak tampil secara konsisten, audiens akan cepat kehilangan koneksi. Konsistensi berarti kamu selalu hadir dengan tampilan visual yang seragam, gaya komunikasi yang khas, dan pesan brand yang tidak berubah-ubah. Ini yang membuat orang merasa familiar, percaya, dan akhirnya loyal. 2. Brand yang Konsisten Lebih Mudah Diingat Coba pikirkan brand-brand besar seperti Nike, The Ordinary, atau Skintific. Mereka tidak selalu bikin campaign yang heboh, tapi audiens bisa langsung tahu siapa mereka hanya dari warna, font, atau cara bicara mereka. Itulah kekuatan konsistensi. Ketika kamu konsisten, brand kamu akan lebih mudah dikenali dan diingat. Bahkan, konsumen bisa lebih percaya untuk merekomendasikan ke orang lain karena mereka tahu apa yang diharapkan dari brand kamu. 3. Konsistensi Membangun Kredibilitas Kalau kamu bilang brand kamu fokus pada kualitas dan natural ingredients, tapi desain kemasan sering berubah, atau gaya komunikasinya kadang formal kadang terlalu santai, orang bisa mulai ragu. Kredibilitas dibangun dari kesan yang stabil. Brand yang konsisten menunjukkan bahwa kamu paham siapa dirimu, apa yang kamu perjuangkan, dan bagaimana kamu ingin dilihat oleh audiens. 4. Pengalaman Pelanggan yang Stabil Konsumen skincare sangat peduli pada pengalaman mereka. Kalau brand kamu bisa memberikan pengalaman yang seragam dari pertama kali mereka kenal sampai mereka repeat order, itu akan menciptakan rasa aman. Sebaliknya, kalau tiap kali beli produk dari kamu rasanya berbeda, entah dari kualitas kemasan sampai cara komunikasi, mereka bisa kehilangan kepercayaan. Padahal mempertahankan pelanggan jauh lebih berharga dibanding hanya mengejar perhatian sesaat. 5. Viral Itu Bonus, Bukan Tujuan Boleh kok kalau suatu saat brand kamu viral. Tapi jangan jadikan itu satu-satunya tujuan. Karena tanpa fondasi yang kuat, viral hanya akan jadi momen singkat yang cepat dilupakan. Kalau kamu sudah punya identitas brand yang solid dan konsisten, momen viral bisa jadi alat bantu yang memperkuat brand awareness, bukan malah membingungkan audiens. Kalau kamu ingin membangun brand yang bisa bertahan di industri yang kompetitif, pastikan kamu fokus pada konsistensi. Bukan hanya dari tampilan visual, tapi juga dalam cara berkomunikasi, menyampaikan nilai, dan memberikan pengalaman kepada pelanggan. Dan kalau kamu butuh partner yang bisa bantu kamu menjaga konsistensi sekaligus bantu wujudkan produk skincare dari nol, tim Souvenhostel siap bantu kamu mulai langkah pertamamu. Yuk diskusi bareng dan bangun brand yang kuat dan berkelanjutan!
Brand Bukan Cuma Logo: Mengenal Elemen-Elemen Brand yang Sering Dilupakan
Hai Souvies! Kalau kamu sedang membangun brand, mungkin kamu sudah berpikir soal nama, logo, dan warna. Tapi, apakah itu sudah cukup? Sebenarnya, belum cukup loh! Logo dan nama memang penting, tapi brand yang kuat dibangun dari lebih banyak elemen daripada sekadar visual. Untuk membuat brand kamu dikenal, dipercaya, dan diingat, kamu perlu memahami elemen branding secara menyeluruh. Artikel ini akan membahas komponen-komponen penting dalam brand yang sering terlupakan, tapi punya dampak besar pada persepsi konsumen. 1. Brand Voice & Tone Bayangkan brand kamu sebagai seseorang, bagaimana dia berbicara? Brand voice adalah karakter dan gaya komunikasi brand kamu. Apakah kamu ingin terdengar hangat, profesional, humoris, atau tegas? Sementara itu, tone adalah penyesuaian gaya bicara tergantung konteks (misalnya, berbeda antara campaign promosi dan respon ke pelanggan yang komplain). Contoh: Brand skincare yang menyasar Gen Z biasanya menggunakan bahasa yang santai dan relatable. Tapi kalau targetnya profesional di usia 30-an, tone-nya mungkin lebih elegan dan informatif. 2. Brand Story Cerita yang menghidupkan brand kamu. Brand story bukan cuma tentang siapa pendirinya atau kapan berdiri, tapi juga why; mengapa brand ini ada, masalah apa yang ingin diselesaikan, dan nilai-nilai apa yang dibawa. Cerita yang kuat bisa membuat audiens merasa terhubung secara emosional. Misalnya, sebuah brand bodycare yang terinspirasi dari jamu tradisional bisa bercerita soal warisan budaya dan perawatan alami dari nenek moyang. 3. Customer Experience (CX) Cara pelanggan merasakan brand kamu, dari awal hingga akhir. Mulai dari melihat konten di Instagram, bertanya lewat DM, hingga menerima paket—semuanya bagian dari customer experience. Desain, pelayanan, pengemasan, hingga kecepatan respon membentuk persepsi brand kamu. Brand yang memikirkan CX dengan matang biasanya punya repeat order tinggi. Jadi jangan fokus hanya pada penjualan, tapi pikirkan juga bagaimana pengalaman pelanggan bisa lebih menyenangkan dan berkesan. 4. Brand Values Apa yang brand kamu perjuangkan? Nilai-nilai brand (brand values) adalah prinsip yang jadi fondasi dalam pengambilan keputusan. Konsumen saat ini semakin memilih brand yang punya nilai jelas—seperti keberlanjutan, cruelty-free, atau empowering komunitas lokal. Menunjukkan values secara konsisten akan membentuk loyalitas, terutama jika audiens merasa nilai mereka sejalan dengan brand kamu. 5. Visual Identity Lebih dari Logo Ya, logo penting. Tapi visual identity brand mencakup lebih luas: Palet warna: Apakah brand kamu hangat, berani, atau lembut? Tipografi: Font yang digunakan juga menyampaikan karakter. Foto dan visual: Apakah tone fotonya cerah dan playful? Atau kalem dan earthy? Packaging: Apakah kemasanmu mendukung image brand? Semua ini bekerja bersama untuk menciptakan persepsi yang utuh di benak pelanggan. 6. Emotional Connection Orang membeli bukan cuma karena kebutuhan, tapi juga karena perasaan. Brand yang kuat menciptakan hubungan emosional. Mungkin karena cerita brand-nya menyentuh, desainnya unik, atau karena pelayanannya sangat personal. Itu sebabnya elemen-elemen kecil seperti sapaan ramah di kemasan atau ucapan terima kasih personal bisa memberi dampak besar. Brand bukan cuma soal estetika, tapi juga soal rasa. Jadi, ketika membangun brand, bayangkan kamu sedang membentuk karakter: bagaimana ia terlihat, berbicara, bersikap, dan dirasakan oleh orang lain. Dengan memahami elemen-elemen branding yang sering dilupakan ini, kamu akan punya fondasi yang lebih kokoh dan bisa membangun brand yang lebih kuat, lebih bermakna, dan lebih bertahan lama. Butuh panduan membangun brand dari awal atau memperkuat identitas brand kamu?Souvenhostel siap bantu kamu dari sisi formulasi hingga branding yang tepat sasaran. Yuk, diskusi langsung dengan tim kami!
Seberapa Fleksibel Produk Yang Bisa Kamu Buat Saat Pakai Jasa Maklon?
Hai Souvies! Kalau kamu lagi kepikiran bikin brand sendiri, maupun itu skincare, body care, parfum, atau bahkan makanan dan minuman, pasti pernah muncul satu pertanyaan: “Kalau pakai jasa maklon, bisa nggak sih custom produknya sesuai ideku sendiri?” Jawabannya: bisa banget! Maklon bukan berarti kamu cuma bisa pilih dari template produk yang sudah ada. Justru, banyak perusahaan maklon profesional memberikan ruang fleksibilitas yang luas, supaya kamu bisa menciptakan produk yang benar-benar unik dan sesuai dengan identitas brand kamu. Nah, di artikel ini kita akan bahas elemen-elemen apa saja yang bisa kamu kreasikan saat pakai jasa maklon. Let’s go! 1. Formulasi: Bikin Sesuai Kebutuhan Target Market Kamu Kamu bisa mulai dari nol bareng tim R&D dari maklon. Misalnya: Ingin serum wajah dengan bahan utama niacinamide + centella asiatica? Mau lip serum dengan rasa bubblegum? Atau hand cream dengan tekstur ringan tapi tahan lama? Tim maklon akan bantu kamu formulasi sesuai keinginan dan akan memberikan beberapa versi sampel untuk dicoba. Kamu bisa revisi sampai benar-benar cocok. Kalau kamu belum punya gambaran, maklon juga bisa bantu beri rekomendasi bahan aktif yang sedang tren, sekaligus menyesuaikannya dengan kebutuhan target pasarmu. 2. Warna, Tekstur, dan Aroma: Bisa Disesuaikan Ingin sabun mandi dengan warna pastel dan aroma tropical? Atau clay mask dengan tekstur lembut dan aroma calming lavender? Maklon memungkinkan kamu memilih: Warna produk (selama sesuai regulasi BPOM) Aroma dari katalog fragrance oil / essential oil yang luas Tekstur, mulai dari gel, cream, balm, powder, hingga emulsi Ini penting banget untuk menciptakan sensory experience yang khas dari produkmu! 3. Kemasan: Bukan Hanya Fungsi, Tapi Juga Branding Packaging adalah first impression. Kamu bisa pilih: Jenis botol/jar/tube Warna kemasan (termasuk printing & label) Desain stiker atau sablon Box luarnya (jika ingin premium feel) Maklon biasanya bekerja sama dengan vendor kemasan yang bisa bantu kamu buat desain custom, bahkan dengan MOQ kecil. Jadi kamu nggak harus produksi dalam jumlah besar dulu. 4. Nama Produk & Brand Voice Walaupun ini bukan bagian teknis maklon, tapi kamu tetap bisa melibatkan maklon dalam diskusi soal menamakan dan deskripsi produk. Apalagi kalau kamu ingin bikin rangkaian produk dengan tema tertentu (misalnya: floral, zodiac, season-based, dsb), maklon bisa bantu sesuaikan supaya semua elemen produk tetap konsisten. 5. Uji Sampel dan Proses Revisi Sebelum produksi massal, kamu akan dikirimi sampel awal. Di sinilah kamu bisa memberikan masukan: Terlalu cair? Ingin lebih kental? Warnanya kurang cerah? Wanginya kurang tahan lama? Revisi bisa dilakukan beberapa kali (tergantung kebijakan maklon), jadi kamu punya kontrol penuh sampai hasil akhirnya benar-benar sesuai ekspektasi. Tapi, Apa Ada Batasannya? Tentu saja fleksibilitas itu tetap punya batas, terutama: Regulasi BPOM: Beberapa bahan mungkin tidak bisa dipakai jika belum diizinkan di Indonesia. Kapasitas teknis maklon: Tidak semua maklon punya mesin atau teknologi untuk bentuk produk tertentu (misal: effervescent tablet atau produk aerosol). MOQ: Semakin kompleks atau unik custom-annya, bisa jadi MOQ-nya lebih tinggi. Tapi selama kamu terbuka berdiskusi, tim maklon akan bantu carikan solusi terbaik. Kesimpulan: Maklon Itu Bukan Pilihan Instan, Tapi Jalan Kreatif Banyak yang mengira maklon hanya sebatas ambil produk “template” dan ganti label. Padahal kenyataannya, kamu bisa banget bikin produk dengan identitas brand yang kuat dan unik lewat maklon. Kuncinya? Komunikasi yang jelas, referensi yang lengkap, dan kerja sama yang baik dengan tim maklon. Punya Ide Produk Unik? Yuk, Wujudkan Bareng Souvenhostel! Di Souvenhostel, kami terbiasa bantu klien bikin produk dari nol, termasuk yang benar-benar custom dari sisi formula, kemasan, sampai storytelling. Client kami seperti Kaivi, Hermen, hingga DAZA Perfume telah membuktikan, brand unik bisa lahir dari tanganmu sendiri! Ayo mulai! Konsultasi gratis sekarang, dan wujudkan produk impianmu tanpa harus pusing soal teknis.
The Ordinary: Simpel, Efektif, dan Sukses Berkat Strategi Unik dan Maklon Cerdas
Kalau kamu pernah cari skincare yang “no-nonsense” dan fokus ke bahan aktif, pasti sudah familiar dengan The Ordinary. Brand ini mungkin terlihat simpel di luar, tapi kesuksesannya adalah hasil dari strategi bisnis yang sangat cerdas, dalam hal pemilihan maklon dan fokus pada efisiensi produksi. Di artikel ini, kita akan membahas kenapa The Ordinary bisa jadi salah satu brand skincare paling revolusioner dalam satu dekade terakhir, dan bagaimana sistem maklon menjadi bagian penting dari keberhasilan mereka. Awal Mula The Ordinary The Ordinary adalah salah satu brand di bawah naungan DECIEM, perusahaan asal Kanada yang didirikan oleh Brandon Truaxe pada tahun 2013. The Ordinary sendiri diluncurkan pada tahun 2016, dan sejak saat itu, langsung mencuri perhatian karena konsepnya yang sangat berbeda dari brand skincare kebanyakan. Brand ini terkenal dengan tampilannya yang minimalis, harga terjangkau, dan pendekatan edukatif terhadap bahan aktif seperti Niacinamide, Retinol, AHA/BHA, dan lainnya. Mereka tidak menjual “cerita” atau kemewahan, tapi menjual kejujuran formulasi. Strategi Produksi: In-house dan Maklon DECIEM dikenal sebagai perusahaan yang memiliki laboratorium sendiri, namun di balik semua itu, mereka juga mengandalkan maklon (contract manufacturing) untuk produksi dalam skala besar, terutama saat ekspansi ke pasar global. Maklon memungkinkan The Ordinary untuk: Menjaga biaya tetap efisien meskipun permintaan produk tinggi. Fokus pada pengembangan formula dan edukasi konsumen, bukan logistik produksi. Memastikan ketersediaan stok di berbagai negara, tanpa harus membangun pabrik di setiap wilayah. Dengan memilih mitra maklon yang tepat, The Ordinary tetap bisa menjaga kualitas tinggi tanpa membebani operasional mereka. Ini juga yang membuat mereka bisa menjual produk dengan harga sangat terjangkau, misalnya serum Niacinamide 10% + Zinc 1% yang dijual hanya dengan harga sekitar Rp100.000-an. Kenapa Brand Ini Begitu Sukses? Kesuksesan The Ordinary bukan cuma karena harganya murah. Ada beberapa elemen penting yang membuat mereka beda dan dicintai oleh konsumen: Transparansi PenuhMereka menyebut bahan aktif secara langsung di label produk — tidak dibungkus dengan istilah marketing yang membingungkan. Ini membuat konsumen merasa lebih pintar dan percaya diri dalam memilih produk. Desain Minimalis, Fokus MaksimalTanpa kemasan mewah, The Ordinary berhasil tampil menarik di rak-rak toko dengan gaya visual yang clean dan profesional. Distribusi Global dengan Sistem CerdasBerkat kolaborasi dengan maklon dan jaringan logistik yang efisien, produk The Ordinary tersedia di lebih dari 30 negara. Mereka bahkan menjadi salah satu brand terlaris di platform seperti Sephora dan Cult Beauty. Branding Anti-MainstreamMereka tidak menggunakan selebriti besar, tapi membangun komunitas lewat word-of-mouth dan ulasan jujur dari skincare enthusiast. Ini menjadikan brand terasa lebih autentik dan dekat dengan konsumennya. Apa yang Bisa Kita Pelajari? Bagi kamu yang ingin membangun brand sendiri, terutama di dunia skincare atau kosmetik, kisah The Ordinary ini punya banyak pelajaran penting: Maklon bukan solusi instan, tapi bisa sangat strategis.Dengan memilih mitra produksi yang andal, kamu bisa fokus di hal yang paling penting: membangun brand, mengedukasi audiens, dan menciptakan diferensiasi yang kuat. Kejelasan dan kejujuran adalah daya tarik.Konsumen semakin cerdas, dan transparansi bisa menjadi aset branding yang luar biasa. Harga terjangkau + kualitas tinggi = kombinasi kuat.Jika kamu bisa menekan biaya produksi lewat maklon, kamu bisa menjangkau lebih banyak konsumen tanpa harus kompromi kualitas. The Ordinary membuktikan bahwa kamu tidak perlu jadi brand “glamor” untuk bisa sukses besar. Dengan strategi cerdas, nilai yang kuat, dan dukungan sistem maklon yang tepat, sebuah brand bisa tumbuh dari ide sederhana menjadi fenomena global. Siap bangun brand kamu sendiri? Di Souvenhostel, kami siap bantu kamu wujudkan produk impianmu! Dari ide, formulasi, hingga siap rilis ke pasar. Kami sudah bekerja sama dengan berbagai brand skincare, bodycare, hingga parfum lokal. Yuk, mulai langkah pertama kamu membangun brand hari ini, tanpa ribet! Hubungi tim Souvenhostel sekarang dan jadilah bagian dari cerita sukses berikutnya.
Apa Itu Double Cleansing? Perlukah Diterapkan Setiap Hari?
Hai, Souvies! Pernah dengar istilah double cleansing tapi masih bingung maksudnya apa? Atau malah kamu sudah sering cuci muka dua kali tapi belum tahu kalau itu namanya double cleansing? Tenang, di artikel ini kita akan bahas secara lengkap tentang double cleansing: mulai dari pengertiannya, siapa saja yang perlu melakukannya, sampai cara melakukannya dengan benar. Let’s get into it! Apa Itu Double Cleansing? Double cleansing adalah metode membersihkan wajah dengan dua tahap, biasanya menggunakan dua jenis pembersih yang berbeda: Pembersih berbahan dasar minyak (seperti cleansing oil, cleansing balm, atau micellar water berbasis oil) untuk mengangkat makeup, sunscreen, dan kotoran berbasis minyak. Pembersih berbahan dasar air (seperti facial wash atau gel cleanser) untuk mengangkat sisa kotoran, keringat, dan residu pembersih tahap pertama. Konsep ini berasal dari rutinitas perawatan kulit ala Korea dan Jepang, tapi sekarang sudah jadi bagian dari skincare routine banyak orang di seluruh dunia, terutama mereka yang tinggal di lingkungan berdebu atau rutin memakai makeup. Kenapa Harus Double Cleansing? Sekilas, cuci muka satu kali saja mungkin sudah terasa cukup. Tapi kalau kamu sering pakai sunscreen, makeup, atau tinggal di lingkungan tropis seperti Indonesia yang rawan polusi dan keringat, double cleansing bisa jadi game-changer buat kondisi kulitmu. Kenapa? Sunscreen dan makeup bersifat oklusif, artinya mereka membentuk lapisan yang sulit dibersihkan dengan sabun biasa. Pembersih berbasis minyak lebih efektif melarutkan sebum, makeup waterproof, dan residu sunscreen. Pembersih tahap kedua memastikan kulit benar-benar bersih, sehingga nggak ada penyumbatan pori yang bisa bikin jerawat atau komedo. Siapa yang Perlu Double Cleansing? Nggak semua orang wajib melakukan double cleansing setiap hari, tapi kamu mungkin akan mendapat banyak manfaat dari metode ini kalau: Rutin pakai sunscreen setiap pagi (dan harusnya kamu pakai ya, Souvies, apalagi di Indonesia yang mataharinya terik banget!). Sering pakai makeup, terutama yang tahan air. Aktif di luar ruangan dan terpapar polusi atau debu. Memiliki kulit berminyak atau mudah berjerawat, karena bisa membantu mengurangi penumpukan minyak dan kotoran. Kalau kamu cuma di rumah seharian tanpa sunscreen atau makeup, kamu bisa cukup pakai gentle cleanser saja yang penting, sesuaikan dengan kondisi kulitmu hari itu. Cara Melakukan Double Cleansing yang Benar Berikut ini langkah-langkah double cleansing yang bisa kamu ikuti: Gunakan cleansing oil, balm, atau micellar water.Tuangkan ke tangan atau kapas, lalu pijat lembut ke seluruh wajah dengan gerakan memutar. Fokus di area yang banyak makeup seperti mata dan bibir. Bilas dengan air hangat atau lap lembut jika pakai micellar water. Gunakan facial wash.Setelah tahap pertama, lanjutkan dengan sabun wajah yang lembut. Ini akan membersihkan sisa kotoran yang belum terangkat. Bilas sampai bersih dan keringkan wajah dengan handuk bersih yang lembut. Tips Tambahan Buat Double Cleansing Pilih produk sesuai jenis kulit. Misalnya, cleansing oil non-komedogenik untuk kulit berminyak, atau balm yang lembut untuk kulit kering. Jangan terlalu keras menggosok wajah, cukup pijat perlahan. Gunakan air hangat suam-suam kuku, bukan air panas yang bisa bikin kulit iritasi. Jangan lupa lanjutkan dengan toner, serum, dan pelembap setelahnya. Double Cleansing, Yay or Nay? Jawabannya: yay, kalau kamu merasa butuh. Double cleansing bukan langkah wajib untuk semua orang, tapi buat kamu yang memakai sunscreen, makeup, atau sering keluar rumah, metode ini bisa bantu kulit tetap bersih, segar, dan sehat. Jadi, kalau kamu merasa kulitmu masih sering kusam, berjerawat, atau muncul komedo meski sudah cuci muka, bisa jadi saatnya coba double cleansing, Souvies! Kalau kamu punya rencana bikin brand skincare sendiri dan ingin punya produk cleansing oil, balm, atau facial wash yang sesuai tren dan kebutuhan pasar, Souvenhostel siap bantu kamu dari formulasi sampai jadi produk yang siap jual!
Perlukah Pakai Toner? Ini Penjelasan Simpelnya Buat Kamu!
Hai, Souvies! Kamu mungkin pernah bertanya-tanya, “Toner itu penting nggak sih dalam skincare routine?” Soalnya banyak banget pendapat yang berbeda-beda, ada yang bilang wajib, ada yang bilang bisa skip aja. Nah, di artikel ini kita bahas tuntas tentang toner: mulai dari fungsinya, jenis-jenisnya, sampai kapan sebaiknya kamu pakai (atau nggak perlu pakai). Yuk, kita mulai! Apa Itu Toner? Secara sederhana, toner adalah produk skincare berbentuk cair yang digunakan setelah mencuci wajah dan sebelum menggunakan serum atau pelembap. Dulu, toner lebih dikenal sebagai produk yang membantu mengangkat sisa sabun dan make-up. Tapi sekarang, toner sudah berevolusi dan punya banyak fungsi tambahan sesuai jenis dan kandungannya. Fungsi Toner dalam Skincare Berikut beberapa manfaat utama toner dalam rutinitas skincare: Menyeimbangkan pH kulit: Setelah cuci muka, pH kulit bisa sedikit terganggu. Toner membantu mengembalikan keseimbangan tersebut. Mempersiapkan kulit untuk step selanjutnya: Dengan kulit yang lebih lembap dan siap menerima kandungan aktif, produk seperti serum dan moisturizer akan menyerap lebih maksimal. Menyegarkan dan melembapkan kulit: Beberapa toner mengandung humektan seperti glycerin atau hyaluronic acid yang bisa bantu mengunci kelembapan. Mengatasi masalah kulit tertentu: Misalnya, toner dengan kandungan salicylic acid atau AHA bisa membantu eksfoliasi lembut untuk kulit berjerawat atau kusam. Jenis-Jenis Toner Nggak semua toner itu sama, lho! Berikut beberapa jenis toner yang umum di pasaran: Hydrating toner: Fokus utama untuk melembapkan kulit. Cocok buat kamu yang kulitnya kering, sensitif, atau butuh ekstra kelembapan. Exfoliating toner: Mengandung AHA/BHA untuk membantu mengangkat sel kulit mati. Ideal untuk kulit berjerawat, berminyak, atau kusam. Soothing toner: Mengandung bahan-bahan yang menenangkan seperti centella asiatica atau chamomile. Cocok buat kamu yang sering iritasi. Balancing toner: Diformulasikan untuk mengatur kadar minyak sekaligus menjaga kelembapan kulit. Cocok untuk kulit kombinasi. Apakah Semua Orang Butuh Toner? Jawabannya sebenarnya sangat simpel: tergantung kebutuhan kulit kamu. Kalau kamu merasa kulitmu udah cukup nyaman dan sehat hanya dengan cleanser, serum, dan moisturizer, kamu bisa skip toner. Tapi kalau kamu merasa kulitmu gampang kering setelah cuci muka, sering iritasi, atau pengen lebih maksimal dalam menyerap serum, toner bisa jadi tambahan yang berguna. Toner bukan produk wajib, tapi bisa menjadi penolong tambahan kalau kamu tahu cara memilih dan menggunakannya dengan benar. Tips Memilih Toner yang Tepat Supaya nggak salah pilih, coba pertimbangkan hal-hal ini sebelum beli toner: Kenali jenis dan kondisi kulitmu. Kulit kering dan sensitif lebih cocok toner hydrating atau soothing, sementara kulit berminyak bisa coba toner exfoliating dengan kandungan BHA. Cek kandungannya. Hindari toner dengan alkohol tinggi (seperti denatured alcohol atau ethanol) kalau kulitmu cenderung sensitif. Perhatikan urutan penggunaannya. Toner digunakan setelah mencuci wajah dan sebelum serum. Cukup tuang ke kapas atau telapak tangan, lalu tepuk-tepuk lembut ke kulit. Jadi, Toner Itu Penting Nggak? Toner bisa jadi tambahan yang sangat membantu, tapi bukan keharusan. Semuanya tergantung kondisi kulit dan kebutuhanmu. Yang terpenting adalah skincare routine yang konsisten, sesuai jenis kulit, dan tentu aja, cocok buat kamu. Kalau kamu masih bingung mulai dari mana, atau pengen bikin brand skincare sendiri yang punya toner customized sesuai target audiensmu, tim Souvenhostel siap bantu dari nol, loh!
Cara Mengetahui Jenis Kulit Kamu dan Produk yang Cocok
Hai Souvies!Pernah nggak, kamu bingung memilih skincare karena nggak tahu jenis kulitmu sendiri? Mau beli suatu produk yang kamu pikir bagus, tapi takut nggak cocok. Atau malah beli yang lain, eh… ternyata bikin makin berminyak. Nah, sebelum memilih produk skincare, kamu wajib banget tahu dulu jenis kulitmu. Yuk, kita bahas bareng cara mengenali jenis kulit dan produk yang paling cocok buat kamu! Kenapa Penting Tahu Jenis Kulit? Setiap orang punya kondisi kulit yang berbeda, dan produk skincare dirancang untuk kebutuhan yang spesifik. Kalau kamu asal pilih produk tanpa tahu jenis kulitmu, bisa-bisa malah memperparah masalah yang ada. Misalnya, kulit berminyak pakai krim super tebal untuk kulit kering. Kalau begitu, yang ada malah muncul jerawat baru. Cara Mengetahui Jenis Kulit Kamu Berikut ini beberapa cara gampang yang bisa kamu lakukan untuk mengenali jenis kulitmu sendiri di rumah: 1. Cuci wajah, lalu tunggu 1 jam Pertama, cuci wajahmu pakai cleanser ringan dan jangan pakai produk apapun setelahnya. Tunggu sekitar satu jam. Lalu, perhatikan bagaimana kondisi kulitmu: Kalau terasa ketarik dan kering, kemungkinan besar kamu punya kulit kering. Kalau terlihat berminyak di area T-zone (dahi dan hidung) tapi bagian lain normal, bisa jadi kamu punya kulit kombinasi. Kalau wajah terlihat mengilap hampir di seluruh area, itu ciri dari kulit berminyak. Kalau kulit terasa lembap, nggak terlalu berminyak atau kering, kemungkinan kamu punya kulit normal. Kalau kamu sering mengalami kemerahan, perih, atau iritasi, bisa jadi kamu punya kulit sensitif. 2. Gunakan kertas minyak Tempelkan kertas minyak di area wajah setelah satu jam mencuci muka. Kertas akan menyerap minyak dan bisa kasih petunjuk jenis kulit kamu. Produk Skincare yang Cocok Berdasarkan Jenis Kulit Setelah tahu jenis kulitmu, kamu bisa lebih gampang memilih produk yang cocok. Berikut panduan sederhananya: Kulit kering:Pilih produk dengan kandungan yang melembapkan seperti hyaluronic acid, glycerin, ceramide, dan squalane. Hindari sabun wajah yang bikin kulit terasa kencang setelah dibilas. Kulit berminyak:Cari produk dengan bahan seperti salicylic acid atau niacinamide. Pilih tekstur ringan seperti gel atau water-based, supaya nggak bikin wajah makin mengilap. Kulit kombinasi:Kamu bisa pakai dua jenis produk di area berbeda. Misalnya, pelembap ringan di T-zone dan yang lebih rich di area pipi. Bisa juga pakai toner balancing yang cocok untuk semua area wajah. Kulit sensitif:Hindari fragrance dan alkohol. Gunakan produk dengan label “hypoallergenic” atau yang mengandung bahan penenang seperti centella asiatica dan aloe vera. Kulit normal:Kamu cukup menjaga keseimbangan kulit. Gunakan pembersih ringan, pelembap harian, dan sunscreen agar tetap sehat. Itu dia panduan mudah buat kamu yang masih bingung soal jenis kulit dan cara memilih skincare yang cocok. Kalau kamu udah tahu jenis kulitmu, proses cari produk bakal jadi lebih menyenangkan dan efektif, deh! Butuh bantuan mulai bikin brand skincare kamu sendiri? Tim Souvenhostel siap bantu dari formulasi sampai jadi produk yang sesuai kebutuhan kulit konsumen kamu. Yuk, mulai langkah pertamamu bareng kami!
Pentingnya Positioning Brand: Kunci Biar Brand Kamu Gak Tenggelam di Pasar
Hai Souvies!Pernah nggak kamu lihat dua brand dengan produk yang hampir sama, tapi salah satunya jauh lebih dikenal dan lebih dipercaya? Nah, salah satu alasannya bisa jadi karena brand positioning yang kuat. Di dunia bisnis yang penuh persaingan, punya produk bagus aja nggak cukup. Kamu juga harus bisa menempatkan brand-mu dengan tepat di benak konsumen. Inilah yang disebut dengan positioning, dan ini adalah fondasi penting dalam membangun brand yang berhasil. Di artikel ini, kita akan bahas kenapa positioning itu penting, apa dampaknya ke bisnis kamu, dan gimana cara menentukan positioning yang tepat. Yuk langsung kita mulai! Apa Itu Brand Positioning? Secara sederhana, brand positioning adalah cara kamu ingin brand-mu dipersepsikan oleh konsumen, dibandingkan dengan kompetitor. Contohnya: Dove memposisikan dirinya sebagai produk yang lembut dan peduli terhadap kecantikan alami. The Ordinary dikenal sebagai brand skincare yang efektif dan terjangkau dengan pendekatan ilmiah. Parfum seperti Jo Malone atau Le Labo punya positioning yang niche, eksklusif, dan berkelas. Positioning yang kuat membuat brand kamu menonjol, mudah diingat, dan punya tempat spesial di hati konsumen. Kenapa Positioning Itu Penting? Membedakan Brand Kamu dari KompetitorPasar skincare, F&B, hingga parfum sekarang ramai banget. Kalau kamu nggak punya positioning yang jelas, brand kamu bisa “tenggelam” dan nggak dikenali. Positioning membantu konsumen mengerti apa yang spesial dari kamu. Menarik Audiens yang TepatBrand yang punya positioning tajam bisa menarik audiens yang sesuai. Misalnya, kamu ingin menyasar remaja dengan produk fun dan colorful, atau wanita dewasa dengan produk elegan dan minimalis. Semua itu butuh positioning yang konsisten. Mempermudah Strategi MarketingPositioning adalah arah. Dengan tahu posisimu di pasar, kamu bisa menentukan tone komunikasi, gaya visual, harga, sampai influencer yang cocok. Semua jadi lebih terarah. Meningkatkan Loyalitas PelangganBrand yang jelas dan punya kepribadian akan lebih mudah membangun koneksi emosional. Konsumen jadi merasa cocok, dan akhirnya loyal. Elemen Penting dalam Menentukan Positioning Untuk bikin positioning yang kuat, kamu perlu merancang dengan hati-hati. Beberapa hal yang harus kamu pertimbangkan: Target MarketKenali siapa yang ingin kamu tuju. Apa kebutuhan, gaya hidup, dan pain point mereka? Unique Selling Proposition (USP)Apa hal unik yang brand kamu tawarkan? Ini bisa soal formulasi produk, pengalaman pengguna, atau bahkan cerita di balik brand. Emosi & Nilai yang Ingin DibawaMau brand kamu terasa “fun”, “classy”, “authentic”, atau “reliable”? Ini akan memengaruhi tone, visual, dan pesan yang kamu bangun. Analisis KompetitorPelajari kompetitor di niche kamu. Apa yang mereka tonjolkan? Kamu bisa memilih untuk bersaing langsung, atau mengambil sudut yang belum mereka ambil. Tips Memulai Positioning Brand Kamu Tulis brand statement-mu secara ringkas. Misalnya: “Brand skincare dengan bahan alami untuk wanita aktif yang butuh perawatan praktis tapi tetap efektif.” Uji resonansinya dengan target audience kamu, melalui survei, soft launch, atau konten awal. Jaga konsistensi, dari logo, tone of voice, caption di Instagram, sampai desain kemasan. Semua harus mendukung positioning yang kamu bangun. Souvies, membangun brand itu seperti membangun karakter. Dan positioning adalah kepribadian yang ingin kamu tunjukkan ke dunia.Kalau kamu bisa mengkomunikasikan dengan tepat siapa kamu, siapa targetmu, dan kenapa produkmu relevan, kamu sudah satu langkah lebih dekat ke brand yang dikenal dan dicintai banyak orang. Mau membuat brand kamu sendiri tapi pusing dengan mengurus banyak hal seperti positioning? Belum omongin produksi barang, logo brand, dan lainnya. Tim kami dari Souvenhostel siap membantu anda! Kami adalah maklon skincare yang terpercaya dan berpengalaman dalam produksi skincare. Agar kamu bisa fokus ke branding dan positioning, yuk maklon di Souvenhostel!
Cara Mulai Brand Tanpa Ribet: Panduan Simpel Buat Kamu yang Ingin Punya Produk Sendiri
Hai Souvies!Pernah nggak sih kamu punya ide produk, entah itu skincare, parfum, body care, atau bahkan makanan, tapi selalu tidak jadi karena kamu berpikir, “Aduh, pasti ribet deh bikin brand dari nol…” Tenang, kamu nggak sendirian! Banyak orang punya ide cemerlang tapi tertahan karena takut ribet urus produksi, legalitas, sampai branding. Tapi kabar baiknya: zaman sekarang, mulai brand nggak harus ribet kok. Di artikel ini, kita akan bahas langkah-langkah simpel yang bisa kamu ambil untuk membangun brand dari nol, tanpa harus pusing urusan teknis. Yuk kita mulai! 1. Punya Ide Produk? Tulis Sekarang! Langkah pertama: tuangkan idemu.Tulis produk apa yang ingin kamu buat, siapa target pasarnya, dan kenapa kamu ingin membuat produk itu. Jangan takut kalau masih mentah—yang penting kamu punya arah dulu. Contoh pertanyaan yang bisa kamu jawab: Masalah apa yang ingin produkku selesaikan? Siapa yang akan pakai produk ini? Apa nilai unik (USP) dari brand-ku nanti? 2. Temukan Partner Maklon yang Tepat Nah, ini kuncinya biar kamu nggak ribet.Dengan bekerja sama dengan perusahaan maklon, kamu bisa: Bikin produk tanpa punya pabrik sendiri Dapat bantuan formulasi dari tim R&D Urus legalitas seperti BPOM dan sertifikasi halal tanpa repot Fokus ke branding dan pemasaran Maklon akan bantu dari awal sampai akhir, jadi kamu tinggal bawa ide, dan mereka bantu wujudkan jadi produk siap jual. Praktis, kan? 3. Bangun Identitas Brand yang Konsisten Setelah kamu tahu produk apa yang mau kamu buat, saatnya bangun identitas brand: Nama brand yang unik & mudah diingat Logo dan warna yang mencerminkan karakter brand Tagline yang singkat dan kuat Brand voice yang cocok dengan target audiens kamu Ingat, brand yang kuat itu konsisten di semua platform. Dari kemasan, Instagram, sampai website. 4. Siapkan Strategi Pemasaran Produk bagus tanpa strategi pemasaran itu sayang banget!Coba pikirkan: Ingin fokus jualan online atau offline? Mau pakai influencer? Paid ads? Atau content marketing? Siapa brand ambassador yang cocok dengan brand-mu? Kamu bisa mulai dari yang simpel, seperti buat akun Instagram, post konten rutin, dan lakukan soft launch untuk kenalan dulu dengan market. 5. Mulai dari Skala Kecil, Lalu Bertumbuh Nggak perlu langsung produksi ribuan unit.Banyak maklon menawarkan kuantitas minimal yang bisa disesuaikan dengan budget pemula. Kamu bisa uji pasar dulu, kumpulkan feedback, lalu scaling sesuai kebutuhan. Dengan model bisnis seperti ini, kamu bisa meminimalkan risiko dan lebih fleksibel dalam mengembangkan brand. Dengan ide yang jelas, partner maklon yang tepat, dan branding yang kuat, kamu bisa mulai brand sendiri lebih mudah dari yang kamu bayangkan. Dan kalau kamu butuh bantuan untuk memulai, tim Souvenhostel siap jadi mitra maklon kamu. Kami bantu dari A sampai Z, mulai dari pengembangan produk, legalitas, sampai kamu siap launching brand kamu sendiri. Yuk, wujudkan brand impianmu sekarang!
7 Unsur Penting dalam Branding: Dasar untuk Bangun Brand yang Kuat dan Berkesan
Hai Souvies!Kalau kamu sedang membangun brand, maupun itu skincare, makanan, minuman, atau parfum, branding bukan lagi hal pelengkap, tapi justru fondasi atau dasar utama. Branding yang kuat bisa bikin produkmu lebih diingat, lebih dipercaya, bahkan lebih diinginkan oleh konsumen. Tapi branding itu bukan cuma logo keren atau kemasan aesthetic aja, loh. Di balik brand yang sukses, ada unsur-unsur penting yang saling melengkapi dan membentuk identitas yang unik dan komplit. Yuk, kita bahas satu per satu! 1. Identitas Visual: Tampilan yang Menempel di Ingatan Visual adalah hal pertama yang dilihat konsumen. Logo, warna, tipografi, dan desain kemasan berperan besar dalam membangun kesan pertama.Coba deh ingat warna ungu-nya Scarlett Whitening atau pink-nya Rhode; sekilas lihat aja, kamu langsung tahu itu brand siapa, kan? Kuncinya? Konsistensi. Gunakan elemen visual yang sama di seluruh platform, mulai dari Instagram, website, sampai kemasan produk. 2. Nama Brand & Tagline: Ringkas tapi Kuat Nama brand idealnya mudah diingat, relevan, dan punya daya tarik emosional. Tagline berfungsi sebagai “kalimat sakti” yang menggambarkan kepribadian dan nilai utama brand kamu. Contoh: “Glazed Skin, Peptide Glow” milik Rhode, atau “Cantik Itu Scarlett” milik Scarlett Whitening. Ringan, mudah diingat, tapi penuh makna. 3. USP (Unique Selling Proposition): Apa yang Membuat Brand Kamu Berbeda? Nah, ini penting banget. USP adalah jawaban dari pertanyaan: Kenapa konsumen harus memilih produkmu dibanding yang lain? Misalnya: Scarlett unggul di harga yang terjangkau dengan brand ambassador yang besar Rhode unggul dalam mendorong image clean beauty dan minimalist aesthetic Feastables unggul dalam menawarkan cokelat dengan experience yang fun dan terhubung langsung ke influencer besar. Kalau kamu belum tahu apa USP brand kamu, ini saat yang tepat untuk menemukan dan memaksimalkannya. 4. Brand Voice & Personality: Cara Kamu “Ngomong” ke Konsumen Setiap brand punya cara komunikasi dengan konsumen tersendiri. Ada yang santai, ada yang mewah, ada yang fun dan ramah seperti tim kami di Souvenhostel. Gaya bicara yang konsisten bikin konsumen merasa lebih dekat. Bayangkan kamu ngobrol dengan teman yang gayanya selalu berubah-ubah. Akhirnya kamu akan bingung kan? Nah, itu juga apa yang dipikir konsumen terhadap brand. 5. Value Proposition: Janji Utama untuk Konsumen Value proposition itu semacam janji utama brand kepada konsumennya. Produkmu mungkin menjanjikan kulit lebih cerah dalam 7 hari, kemasan eco-friendly, atau dibuat dari bahan premium, dan janji ini harus ditepati. Kamu bisa tampil beda dengan menjual value yang sesuai dengan kebutuhan dan impian target audiensmu. 6. Storytelling & Emosi: Buat Brand-mu Punya Cerita Konsumen tidak membeli produk karena fungsinya saja. Mereka membeli karena cerita di baliknya. Brand yang punya cerita, seperti “lahir dari pengalaman pribadi founder melawan jerawat” atau “terinspirasi dari budaya lokal”, akan lebih mudah diingat dan membentuk koneksi emosional. Emosi adalah penggerak keputusan beli. Jadi, jangan ragu untuk berbagi cerita di balik brand kamu. 7. Kenali Target Audience Kamu Kamu melakukan branding tanpa tahu siapa targetnya? Sayang banget!Makin spesifik kamu kenal siapa audiensmu, dari usia, gaya hidup, masalah kulit, preferensi beli, dan lainnya, makin tajam juga strategi komunikasimu. Ingat, kamu nggak harus menyenangkan semua orang. Fokus ke audiens utama kamu dan bicara langsung ke mereka. Brand yang sukses bukan cuma cantik di luar, tapi juga kuat di dalam. Mulai dari identitas visual sampai USP, semuanya harus selaras dan membentuk pengalaman yang utuh bagi konsumen. Kalau kamu sedang bangun brand dari nol, coba deh cek lagi; apakah tujuh unsur ini sudah ada dalam fondasi bisnismu? Dan kalau kamu masih bingung harus mulai dari mana, tim Souvenhostel siap bantu kamu! Dari konsep, branding, sampai produk yang siap jual, kita bisa bantu semua prosesnya.